^^

Pages

Kamis, 14 Juli 2011


ASKEP KLIEN DENGAN PENYAKIT KATARAK

AMNESIA PENYAKIT MATA
Tujuannya adalah untuk mencari kemungkinan-kemungkinan :
  • Proses penyakit
  • Lokasi penyakit
  • Perjalanan penyakit
  • Kausa penyakit
  • Kemungkinan komplikasi
  1. Proses penyakit
Kelainan objektif
    • Proses radang
    • Tumor
    • Degenerasi
    • Trauma
    • Kongenital
Kelainan subyektif
Yaitu adanya kelainan fungsi mata yang berhubungan dengan proses penurunan visus:
  • Miopia
  • Hipermetropia
  • Astigmatisme
  • Presbiopia
  1. Lokasi penyakit
    • Perlu diketahui gejala-gejala penyakit mata
    • Menentukan lokasi tumor agak sulit
    • Menentukan lokasi trauma cukup mudah
    • Lokasi kelaianan congenital sulit
    • Lokasi kelainan degenerasi cukup mudah
  2. Perjalanan penyakit
Waktu berlangsungnya penyakit :
  • Akut
  • Kronis
  • Eksaserbasi/kambuh
  1. Kausa penyakit
  • Sulit dikemukakan oleh klien
  • Kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan
  • Trauma mudah diketahui kausanya
  • Perlu pemeriksaan lebih lanjut
  1. Ada tidaknya komplikasi
Diperlukan pengetahuan tentang gejala-gejala penyakit
PENGERTIAN
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak ini merupekan salah satu keadaan mata yang paling umum terjadi pada orang berusia tua dan memerlukan penanganan
ETIOLOGI
  • Primer
Akibat gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa
  • Sekunder
Akibat tindakan pembedahan lensa
  • Komplikasi penyakit lokal ataupun umum
    1. Pertambahan umur
Merupakan penyebab tersering pada penderita katarak.
    1. Obat-obatan
      1. Kotikosteroid
Merupakan obat anti radang. Sering digunakan pada penderita asma, atau penyakit radang.
      1. Phenotiazine
Merupakan obat psikotropik
      1. Myotocic
Pilocarpin, sering digunakan pada terapi glaucoma
      1. Amiodrarone
Antiaritmia,untuk pasien penderita jantung.
    1. Trauma/ kecelakaan
Katarak trumatika : katarak yang disebabkan oleh peristiwa kecelakaan atau terauma. Dapat juga terjadi pada trauma kimia basa, benda asing (besi, atau tembaga), tersengat arus listrik
    1. Radiasi infra merah (glassblowers” cataract)
Ekspose sinar inframera dan panas yang berlebih sepanjang hari. misalnya pada pengrajin gelas
    1. Sinar ultraviolet
Secara epidemiologis dapat dibuktikan paparan sinar ultraviolet (sinar matahari jangka panjang) dapat menyebabkan katarak.
    1. Gangguan Metabolik
Sering terjadi pada penderita gula (Diabetes Melitus)

    1. Nutrisi
Secara Epideimologis terbukti bahwa peningkatan kadar ribovlopin, vritamin C, vitaminE, dan Carotene, berhubungan dengan risiko katarak.
KLASIFIKASI
  • Katarak perkembangan dan degeneratif
    • Kongenital, < 1 tahun bisa terjadi karena infeksi rubella pada saat periode kehamilan
    • Juvenil, 1-40 tahun
    • Senil, >40 tahun
TAHAPAN KATARAK
      • Insipien
        • Mulai timbul katarak akibat degenerasi lensa
        • Belum menyerap cairan mata kedalam lensa
        • Kekeruhan ringan dalam lensa, ketajaman penglihatan belum terganggu
        • Katarak inspien ini adalah penyebab utama terjadinya halo, yaitu lingkaran yang terlihat pada waktu memandang cahaya atau obyek yang bercahaya


          • Immature
            • Cenderung hanya mengenal sebagian lensa saja
            • Cairan mata terserap ke dalam lensa
            • Terjadi pembengkakan lensa, penglihatan mulai berkurang
  • Matur
              • Kekeruhan seluruh lensa, lensa berwarna abu-abu atau putih
              • Tajam penglihatan semakin menurun
                • Hypermatur
              • Proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa
              • Bahan lensa ataupun korteks lensa yang cair keluar dan masuk kedalam bilik mata depan.
HANIFESTASI KLINIK
  • Penglihatan berkurang
  • Dioplopia monocular (penglihatan ganda)
  • Penglihatan silau
  • Tidak ada keluhan nyeri
  • Pada pupil terlihat kekeruhan lensa
  • Melihat halo

PEMERIKSAAN PENUNJANG
    • Slit lamp examination
Untuk melihat tipe dan luasnya perubahan lensa
    • Direct Optalmoscopy : red reflek tidak ada/tidak jelas
MANAJEMEN MEDIS
Sampai sekarang tidak diketahui terapi medis yang dapat mencegah atau mengurangi pembentukan katarak kecuali tindakan bedah. Berikut ini yang dibahas tentang manajemen bedah mata.
Indikasi :
  • Katarak telah menganggu ADL atau sudah sampai tahap katarak matur
  • Katarak telah menimbulkan penyulit
Tujuan :
Membuang lensa keruh
Ada 3 cara :
    1. EKIK/ICCE (Ekstrasi lensa intrakapsuler)
      • Membuang lensa sampai kapsul lensa
      • Yang membuat sulit saat pembedahan adalah apabila ketika kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama kapsulnya
      • Tehnik ini ongkosnya rendah
    2. EKEK/ECCE (Ekstrasi lensa ekstrakapsuler)
  • Membuang lensa dan bagian anterior dari kapsul lensa, kapsul lensa posterior masih tertinggal
  • Banyak dilakukan karena memudahkan insersi bilik posterior lensa intraocular ke dalam kapsul yang tersisa sehingga komplikasi post-operasi lebih sedikit
    1. Fakoemulsifikasi
Pada operasi ini tidak diperlukan jahitan, kadang hanya 1 jahitan.
Kerugian : biaya lebih mahal dari pada EKEK + IOL
Keuntungan : Memberikan kualitas tajam penglihatan yang lebih baik (rendahnya efek astigmat) daripada EKEK +IOL, dan proses penyembuhan lebih cepat, tidak perlu melepas benang.
APHAKIA/AFAKIA
Yaitu keadaan tidak adanya lensa mata
Perbedaan Lensa Tanam, Lensa Kontak dan Kacamata
Pembeda
Lensa tanam
Lensa Kontak
Kacamata
Pembesaran benda
Normal
7-10 %
25-30%
Benda melengkung
Tidak
Tidak
Ya
Pemakaian 24 jam/hari
Ya
Tidak
Tidak
Kerja berdebu
Dapat
Tidak dapat
Tidak dapat
Dipasang
Saat bedah
Saat kerja
Saat kerja
Penyulit pemakaian
Tidak ada
Harus bersih
Berat
Aman pakai
Sedang
Kurang
Baik
Penampilan wajah
Tidak berubah
Biasa
Sedikit menganggu

KOMPLIKASI
  • Glaukoma sekunder
Yaitu glaucoma yang diakibatkan oleh infeksi, tumor, katarak atau perdarahan. Terjadi glaucoma karena ada oedema jaringan okuler dan meningkatkan TIO (Tekanan Intra Okuler).
  • Infeksi postoperative
  • Perdarahan
  • Pedema jaringan okuler dan luka bocor
  • Retinal detachment
  • Kapsul posterior pada EKEK menjadi keruh
  • Sel-sel epithel, lensa subkapsuler menumbuhkan serat lensa yang dapat menganggu penglihatan
  • Second operation
PROSES PERAWATAN
Pengkajian
  • Data demografi : umur, riwayat keluarga adanya glaucoma atau masalah mata lain
  • Riwayat perbedaan okuler
  • Riwayat infeksi, trauma mata, penyakit sistemik
  • Riwayat penggunaan OTC (kortikosteroid)
  • Riwayat alergi
  • Pemeriksaan fisik
  • Minta klien deskripsikan perubahan penglihatan
  • Koping klien terhadap perubahan penglihatan
  • Persepsi klien tentang perubahan penglihatan, efek terhadap kehidupan klien

Diagnosa keperawatan (NANDA)
  • Risiko jatuh b.d. keterbatasan penglihatan
  • Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan dan transmisi sensori
  • Risiko infeksi b.d meningkatnya kerentanan akibat sekunder pembedahan mata
  • Risiko tidak efekrifnya regimen manajemen teraupetik b.d insufisiensi pengetahuan
Masalah kolaborasi :
PK : Peningkatan TIO
Perencanaan
  1. Risiko injury b.d keterbatasan penglihatan
Definisi :
Status dimana individu berisiko mengalami injuri sebagai akibat dari interaksi antara kondisi lingkungan dengan kondisi pertahanan tubuh dan kemampuan adaptasi
Kriteria hasil :
Klien akan :
  • Mengidentifikasi factor yang meningkat risiko injury
  • Mendemonstrasikan perilaku, perubahan gaya hidup untuk mengurangi factor risiko dan mencegah iinjury
  • Memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan keamanan

Intervensi
  • Tentukan ketajaman penglihatan
  • Orientasikan sekitar klien
  • Observasi adanya tanda-tanda disorientasi
  • Pasang side rail
  • Dekati klien dari sisi yang tidak terganggu
  • Dorong SO tinggal dengan klien
  • Ingatkan klien untuk menggunakan kacamata
  • Letakkan bel panggil dalam posisi yang mudah dijangkau klien
  1. peningkatan TIO
Definisi :
Menggambarkan seseorang yang mengalami atau berisiko tinggi mengalami peningkatan produksi humor aqueus atau hambatan alirannya yang menyebabkan kompresi serabut syaraf dan pembuluh darah di lempeng optic
Faktor risiko :
  • Glaukoma
  • Tranplantasi kornea
  • Trauma mata
  • Operasi mata
Tujuan :
Perawat akan mengelola dan mencegah/meminimlakan peningkatan TIO
Intervensi
  • Dorong pembatasan aktivitas post operasi yang dianjurkan, yaitu menghindari :
  • Membungkuk
  • Menggerakkan kepala tiba-tiba
  • Valsava maneuver
    • Dorong penggunaan pelindung mata
    • Monitor adanya perdarahan, luka robek
    • Monitor tanda dan gejala peningkatan TIO : mual, nyeri dan melihat halo
    • Berikan antimetik jika mual
    • Monitor ketajaman penglihatan dan cacat adanya perubahan-perubahan
    • Posisikan klien terlentang dengan kepala ditinggikan, berputar pada sisi yang sehat
    • Jaga ketenangan lingkungan, batasi stimulus dan aktivitas eksternal
Evaluasi
  • Kaji tingkat pencapaian criteria hasil yang diharapkan
  • Adaptasi terhadap keterbatasan penglihatan memerlukan waktu yang individual
POST HOSPITAL CARE
Discharge teaching
Meliputi pendidikan kesehatan dan evaluasi lingkungan rumah dan perawatan yang tersedia
  • Tanda dan gejala infeksi (kemerahan, bengkak, drainase, penglihatan kabur, nyeri)
  • Rasional perlindungan mata (memakai kacamata)
  • Teknik medikasi
  • Waktu control
  • Perawatan post operasi
  • Eye care
  • Home care
  • Adaptasi terhadap perbaikan penglihatan

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEPRIBADIAN

Sekilas:
  1. Konsep umum
    1. Gambaran umum
    2. Gejala umum
    3. Tipe gangguan kepribadian
    4. Penjelasan teoretis gangguan kepribadian
  2. Tritmen
    1. Psikoterapi orientasi tilikan
    2. Modifikasi perilaku
    3. Terapi keluarga
  3. Asuhan keperawatan esensial
    1. Pengkajian keperawatan
    2. diagnosa keperawatan
    3. Perencanaan
    4. Implementasi keperawatan
    5. Evaluasi keperawatan

Fokus keperawatan
  1. Memberi asuhan keperawatan yang efektif pada klien dengan gangguan kepribadian seringkali problematik, karena sukarnya menegakkan aliansi terapetik mutual dan jujur
  2. Klien dengan gangguan kepribadian bisa memicu perasaan marah, frustrasi dan ketidaksetiaan pada pengasuh; ners yang merawat klien ini harus mengenali dan melawan emosi negatif ini
  3. Penting bagi staf keperawatan untuk praktis sebagai tim ketika merawat klien dengan gangguan kepribadian untuk menghindari usaha kien memanipulasi

Daftar istilah
Conduct disorder / Gangguan perilaku: pola perilaku menetap yang merusak aturan masyarakat atau norma sesuai usia dan hak dasar orang lain
Countertransference: respons emosional disadari atau tidak disadari oleh ners terhadap perilaku klien, respons bisa negatif atau positif
Ideas of reference / rujukan ide: ide yang keliru diluar kejadian termasuk pentingnya makna personal
Identity disturbance / Gangguan identitas: distorsi atau tidak stabilnya citra diri atau perasaan diri
Personality trait / kepribadian aneh: Pola perilaku menetap yang tidaklah secara signifikan menghambat fungsi

Penguatan outline
  1. Konsep umum
  1. Gambaran umum
    1. Gangguan kepribadian (GK) terutama melibatkan masalah dengan hubungan interpersonal
    2. GK umumnya kronik, pervasive (mempengaruhi semua area kehidupan klien), dan maladaptif (misalnya, GK menyebabkan kesukaran signifikan dalam kehidupan, pekerjaan dan kehidupan keluarga)
    3. GK melibatkan berlebihannya pola atau anehnya kepribadian normal
    4. GK bisa muncul bersamaan dengan masalah psikiatrik berat lainnya
    5. GK mungkin sukar untuk diobati atau didiagnosa
  2. Gejala umum
    1. Curiga atau tidak percaya
    2. Berpikiran kaku
    3. Distorsi realitas
    4. Projeksi
    5. Afek terbatas atau berlebihan
    6. Isolasi
    7. Hubugan interpersonal yang tidak stabil
    8. Terbatas atau berlebihannya perkembangan moral
    9. Defisit asuhan diri
    10. Gejala somatif
    11. Berpikir waham /delusi
    12. Jati diri buruk atau berlebihannya rasa penting diri
    13. Berpotensi merusak diri atau orang lain
  3. Tipe gangguan keribadian pervasive
    1. Gangguan kelompok A
      1. Gangguan kepribadian paranoid: tidak percaya total pada orang lain dimulai pada dewasa muda, diindikasikan oleh sedikitnya 4 dari kondisi berikut:
        1. Curiga, tanpa sebab, bahwa orang-orang mengeksploitasi atau menipu.
        2. Sibuk dengan keraguan tak jelas tentang kesetiaan atau kejujuran teman atau sejawat
        3. Menemukan pelecahan tersembunyi atau makna mengancam dari komentar atau kejadian sepele.
        4. Selalu sakit hati atau mengeluh
        5. Mengaeali serangan (tak terlihat oleh orang lain) pada karakter atau reputasi seseorang, diikuti oleh reaksi cepat marah atau serangan balik
        6. Curiga kambuhan tak jelas bahwa pasangan atau teman seks-nya tak setia
      2. Gangguan kepribadian schizoid: Pola keterpisahan menetap dari hubungan sosial dan juga terbatasnya rentang ekspresi emosional dalam hubungan interpersonal dimulai pada dewasa muda, diindikasikan oleh sedikitnya 4 gejala berikut:
        1. Kurangnya keinginan untuk atau ketidakmampuan menikmati hubungan akrab termasuk dengan keluarganya sendiri
        2. Pilhannya hampir selalu ekslusif untuk aktifitas soliter
        3. Sedikit, bila ada, perhatian untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
        4. Mengalami kesenangan dari sedikit, bila ada, aktifitas
        5. Kurangnya teman akrab
        6. Tak peduli terhadap pujian atau kritikan
        7. Emosi dingin dan afek datar
      3. Gangguan kepribadian schizotipal: Pola defisit sosial dan interpersonal menetap (ketidaknyamanan akut, dan berkurangnya kapasitas untuk hubungan akrab, distorsi kognitif atau persepsi dan perilaku egosentrisitas) dimulai pada dewasa muda, diindikasikan oleh sedikitnya 5 gejala berikut:
        1. Ideas of reference (tidak termasuk rujukan waham)
        2. Keyakinan aneh atau berpikir magis yang mempengaruhi perilaku
        3. Pengalaman perceptual takbiasa (Ilusi tubuh))
        4. Berpikir dan bicara aneh (tidak jelas, sirkumstansial, metaforikal, elaborasi berlebihan, stereotipik /ber-ulang2)
        5. Berpikiran curiga atau paranoid)
        6. Afek takwajar atau terbatas
        7. Perilaku atau penampilan aneh atau eksentrik
        8. Kurangnya teman arab
        9. Berlebihannya ansietas sosial yang tidak berkurang dengan familiaritas dan biasanya termasuk pikiran paranoid.

    1. Gangguan kelompok B
      1. Gangguan kepribadian antisosial
        1. Bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 pada klien yang sedikitnya berusia 18 tahun
        2. Pola menetap tidak menghargai dan melanggar hak orang lain sejak usia 15, sebagaimana diindikasikan oleh 3 dari kondisi berikut
          (a) Gagal mematuhi norma sosial atau perilaku taat hukum
          1. Iritabilitas atau agresifitas
          2. Tidak bertanggung jawab dalam riwayat pekerjaan dan kewajiban finansial
          3. Impulsif dan gagal membuat rencana kedepan
          4. Pengkhianat
          5. Tidak menghargai keamanan diri dan orang lain
          6. Kurangnya perasaan menyesal
      2. Gangguan kepribadian borderline: pola ketidakstabilan menetap dalam hubungan interpersonal, citra diri, afek, dan kontrol impuls dimulai pada dewasa muda, diindikasikan oleh:
        1. usaha gila-gilaan /histeris untuk menghindari pengabaian (tidak termasuk usaha bunuh diri dan tindakan menyakiti diri)
        2. Hubungan personal takstabil dan kaku
        3. Gangguan identitas menetap
        4. Perilaku impulsif, ceroboh, pada sedikitnya 2 dari area berikut : belanja, seks, penyalah gunaan zat, ngutil, mengemudi, makan berlebihan
        5. Perilaku atau tanda-tanda atau ancaman bunuh diri atau menyakiti diri kambuhan / berulang
        6. Manifetasi reaktifitas alam perasaan, biasanya untuk periode singkat jarang melebihi beberapa hari.
        7. Perasaan hampa dan bosan kronik
        8. Marah kaku, takwajar, kurangnya kendali marah
        9. Pikiran paranoid terkait dengan stress, sementara atau gejala disosiataif berat
c) Gangguan kepribadian histrionik: pola menetap berlebihannya emosional dan perilaku cari perhatian, dimulai pada dewasa muda diindikasikan oleh sedikitnya 5 dari gejala berikut
  1. Merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian
  2. Perilaku atau penampilan seksual merayu takwajar
  3. Emosi labil
  4. Sangat peduli (berlebihan) terhadap tampilan fisik, menggunakannya untuk menarik perhatian terhadap diri
  5. Gaya bicara yang impresionistik berlebihan dan kurangnya detil
  6. Dramatisasi diri, ekpresi emosi berlebihan dan teatrikal
  7. Memaksa
  8. Keyakina keliru bahwa hubungannya dengan orang lain lebih intim dibandingkan kenyataan.
d) Gangguan kepribadian Narsissistik: pola menetap kepura-puraan, kebutuhan untuk dikagumi dan kurangnya empati, mulai pada dewasa muda diindikasikan oleh 5 dari gejala berikut:
      1. Perasaan kuat pentingnya diri
      2. Sibuk dengan pikiran akan keberhasilan, kecantikan, kepintaran, kekuasan dan cinta tak terbatas
      3. Yakin bahwa dia superrior (hebat) dan hanya mau berhubungan dengan orang atau institusi yang hebat
      4. Butuh dikagumi dan diperhatikan secara berlebihan
      5. Perasaan kuat bahwa berhak mendapat perlakuan istimewa/khusus
      6. Mengeksploitasi orang lain
      7. Kurangnya empati
      8. Iri akan orang lain atau yakin orang lain iri padanya

    1. Gangguan kelompok C
      1. Gangguan kepribadian menghindar: pola menetap hambatan sosial, perasaan ketidakpadaan, dan hipersensitif pada kritikan, dimulai pada masa dewasa, diindikasikan oleh sedikitnya 4 dari gejala berikut:
        1. Menghindari aktifitas kerja termasuk kontak interpersonal signifikan
        2. Tidak mau risiko terlibat dalam hubungan tanpa kepastian keberhasilan untuk disukai
        3. Membatasi hubungan akrab
        4. Sibuk dengan ketakutan ditolak atau dikritik dalam situasi sosial
        5. Malu dalam hubungan baru
        6. Yakin bahwa tak mampu secara sosial, secara personal tak menarik atau rendah terhadap orang lain.
        7. Tidak mau untuk risiko personal atau terlibat dalam aktifitas baru.

      1. Gangguan kepribadian ketergantungan: Kebutuhan menetap dan berlebihan untuk diperlakukan/dirawat, mengarah pada perilaku submisif dan bergantung dan takut akan perpisahan. Mulai pada dewasa muda diindikasikan oleh sedikitnya 5 dari gejala berikut:
        1. Ketidakmampuan untuk membuat keputusan setiap harinya tanpa nasihat berlebihan dari orang lain
        2. Perlu orang lain untuk mengambil alih tanggung jawab dalam kehidupan
        3. Enggan tidak sepakat dengan orang lain karena takut ditolak
        4. Sukar memulai projek dan melakukan segala sesuatunya sendiri
        5. Sangat berusaha untuk mendapat dukungan emosional dari orang lain (sukarela melakukan hal tak menyenangkan
        6. Merasa tak nyaman atau takada harapan bila sendirian
        7. Berusaha menemukan hubungan ketergantungan baru bila hubungan akrab berakhir
        8. Sibuk dengan ketakutan ditinggal sendirri untuk merawat diri sendiri
      2. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif: Pola menetap sibuk dengan keteraturan, kesempurnaan dan kontrol mental dan interpersonal akan biaya kelenturan, keterbukaan dan efisiensi, mulai pada dewasa muda diindikasikan oleh sedikitnya 4 dari gejala berikut
        1. sibuk akan detil, aturan, daftar, organisasi penjadualan, menyebabkan ketidak-mampuan fokus pada point utama dari suatu kegiatan
        2. perfeksionis yag mengganggu penyelesaian tugas
        3. setia berlebihan terhadap pekerjaan dan produktifitas dengan meniadakan aktifitas senang-senang dan persahabatan
        4. sangat hati-hati, cermat dan taklentur tentang moralitas, etik dan nlai
        5. ketidak-mampuan membuang benda tak berguna
        6. enggan mendelegasikan tugas kecuali tugas akan dikerjakan sesuai dengan yang dikerjakannya.
        7. pelit dengan uang
        8. kaku dan keras kepala
      3. Gangguan kepribadian agresig-pasif
        1. didaftar terpisah sebagai gangguan kelompok C dalam DSM-III-R; pada SM –IV didaftar sebagai gangguan kepibadian nonspesifik yang punya perilaku lebih dari 1 gangguan personalitas tetapi tidak ada kriteria penuh untuk satupun gangguan personalitas
        2. Gejala umum perilaku agresif pasif mempengaruhi interaksi sosial dan kerja
        1. Procrastination / Suka menunda-nunda
        2. Gagal melakukan tugas atau pekerjaanya buruk bila melakukan yang tak mau dikerjakannya
        3. sakit hati akan anjuran tentang cara memperbaiki kinerja
        4. gagal melakukan bagian tugas yag adil
        5. berlebihan mencemooh dan mengkritik atasan
        6. Mengklaim bahwa tuntutan padanya takwajar dan iritabel dan bertengkar bila diminta melakukan tugas


  1. Penjelasan teoretis gangguan kepribadian
    1. Pengaruh biologi
    2. pengaruh sosial dan lingkungan
    3. pengaru keluarga
    4. pengutan respons perilaku

  1. Treatmen
  1. Psikoterapi orientasi tilikan
  2. Modifikasi perilaku
  3. Terapi keluarga

  1. Asuhan keperawatan esensial
  1. Pengkajian keperawatan
        1. Dapatkan riwayat:
      1. medikal
      2. psikiatrik
      3. keluarga
      4. sosial
      5. masalah terkini
        1. Kaji status mental terkini: rekam obsevasi perilaku, afek, dan interaksi klien
        2. Kaji mekanisme koping: Identifikasi mekanisme koping konstruktif dan destruktif
        3. Kaji perubahan proses berpikir
        4. Kaji interaksi sosial
        5. Evaluasi gejala gangguan kepribadian
  1. Diagnosa keperawatan
    1. Diagnosa perawatan NANDA utama
      1. koping individual takefektif
      2. isolasi sosial
    2. Diagnosa perawatan NANDA tambahan
      1. memburuknya penyesuaian
      2. ansietas
      3. risiko tinggi kekerasan, (diarahkan) pada diri sendiri atau pada orang lain
      4. koping keluarga tak efektif
      5. Memburuknya interaksi sosial
      6. Defisit asuhan diri
      7. Gangguan jati diri
    3. Diagnosa perawatan lengkap pilihan
      1. Koping individual takefektif b.d kesukaran mempertahankan hubungan interpersonal terbukti (dibuktikan) dengan pernyataan bahwa ”semua teman saya mengabaikan saya”
      2. Isolasi sosial b.d perilaku antisosial terbukti (dibuktikan) dengan kurangnya kerabat akrab yang diidentidfikasi pada pengkajian perawatan
      3. Koping keluarga takefektif b.d terpisahnya klien secara sosial terbukti (dibuktikan) dengan adanya konflik pada aturan keluarga
  2. Perencanaan / menetapkan tujuan
    1. Tujuan umum
      1. menegakkan /membina aliansi teraptik
      2. mengurangi memburuknya persepsi
      3. membantu mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang sehat, positif dan penguatan diri dengan orang lain
      4. promosi aktifitas sehat dan mengurangi ansietas
      5. mempertahankan integritas biologis
    2. Contoh tujuan spesifik
      1. Klien akanmengekspresikan marah tanpa kekerasan fisik
      2. Klien akan mengepresikan keinginan untuk membina persahabatan baru
  3. Implementasi keperawatan /intervensi
    1. Intervensi umum untuk ganguan kepribadian
      1. membina aliansi terapetik
        1. Menghargai privasi (keleluasaan pribadi) klien
        2. Membina /menegakkan konsistensi
            1. Menugaskan caregiver yang sama bisa membantu meyakinkan bahwa pesan yang konsisten disampaikan
            2. Menyusun batasan konsistent bisa mengurangi kemungkinan bahwa klien akan mampu memanipulasi staf.
        1. Memberi penguatan positif dalam cara wajar
        2. mengelola klien secar jujur
        3. Menerapkan intervensi modifikasi perilaku yag disusun pada rencana tritment
        4. Promosi komunikasi jelas, konsistent dan terbuka
      1. Mengurangi memburuknya persepsi
        1. Bila klien mengkespresikan distorsi realitas, akui perasaan klien ketika anda menyatakan bahwa anda tidak merupakan bagian (tidak menyepakati) interpretasinya akan kejadian
        2. Refokuskan interaksi klien pada realitas alih-alih pada ancaman atau pelecehan
        3. Tunjukkan perilaku takkonsisten
        4. Gunakan kata-kata spesifik dan konkrit
        5. Beri umpan balik dan tilikan akan aspek disfungsi kepribadian spesifik (kepasifan, ketergantungan atau obsesif)
      2. Membantu mengembangkan hubungan sehat dan positif dengan orang lain
        1. Mengenalkan klien pada situasi kelompok
        2. Membantu klien memeriksa bagaimana perilakunya dipicu oleh krisis terkini
      3. Promosi aktifitas sehat dan mengurangi ansietas
        1. Membantuk lien berperan serta dalam aktifits beragam dan meredakan stress
        2. Gunakan tehnik bermain peran untu membantu klien mengidentifikasi pikiran dan perilaku maladaptif
        3. Beri lingkutan terstruktur ( jadual kegiatan setiap hari)
      4. Mempertahankan integritas biologik
        1. Membantu klien menyusun jadual dan tujuan untuk aktifitas asuhan diri dasar
        2. Memonitor klien yang berisiko untuk perilaku merusak diri
        3. Membuat rujukan yang sesuai pada agensi di komunitas

    1. Intervensi spesifik untuk gangguan kepribadian kelompok A
      1. dengan klien paranoid, tetap tenang dan takmengancam
      2. Minta klien dengan gangguan schizoid atau schizotipal berperan serta dalam aktifitas kelompok
    2. Intervensi spesifik untuk gangguan kepribadian kelompok B
      1. Hindari jadi korban terhadap usaha manipulasi oleh klien dengan gangguan kepribadian antisosial
      2. Susun panduan yang jelas untuk perilaku dengan klien gangguan kepribadian borderline
      3. Hindari memberi perhatian pada perilaku provokatif seksual dari klien dengan gangguan kepribadian histrionik
      4. Bantu klien dengan gangguan kepribadian narsissistik untuk mengakui hak dan kebutuhan orang lain
    3. Intervensi spesifik untuk gangguan kepribadian kelompok C
      1. Bantu klien dengan gangguan kepribadian menghindar untuk membina jati diri dan membina hubungan
      2. Pacu klien dengan gangguan kepribadian ketergantungan untuk mengenali kekuatanan dan kemampuannya.
      3. Bantu klien dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif untuk berperan serta dalam aktifitas senang-senang
      4. Pacu klien dengan gangguan kepribadian agresif pasif untuk mengindentifikasi cara langsung mencurahkan peraaan


  1. Evaluasi keperawatan
    1. Evaluasi pencapaian tujuan secara sinambung; tujuan dan askep direvisi bila perlu
    2. Bila tujuan tak tercapai, kaji alasannya:
      1. Apakah tujuan realitstik?
      2. Apakah masalah diidentifikasi dengan benar?
      3. Apakah cukup waktu untuk mencapai tujuan?
    3. Selalu ingat bahwa kemajuan terhadap tujuan selalu lambat bagi klien dengan gangguan kepribadian, b.d kroniknya masalah, pertahanan yang telah terbina baik, kesukaran membina aliansi terapetik dan seringkali singkatnya durasi terapi.











Ners harus waspada:
Mengintervensi perilaku manipulatif
  • Susun batasan perilaku:
  • Spesifikkan perilaku yang tidak bisa ditoleransi
  • Kuatkan batasan secara konsiten
  • Bantu klien mendapatkan kendalidiri atas perilaku matipulatif yangtakbia diterima
  • Identifikasi cara lain untuk mendapatkan kebutuhan
  • Gunakan tehnik modifikas peri laku (mis, Kontrak)
  • Bantu klien mengidentifikasi perasan
  • Jangan biarkan countertranferance menginterfer aliansi terapetik
  • Hindari untuk rebutan kekuasaan atau bertengkar
  • Pertahankan sikap melihat ”fakta”
  • Buatlah keputusan dalam tatanan kelopok, karena kelompok lebih sukar dimanipulasi dibandingkan ners individual


 
Copyright (c) 2010 Dhe aDhel adhelia. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.