Kamis 2 februari
3.00 Pm.
Sekarang gue lagi persis banget dengerin suaranya ryan tedder_gravity, pas banget soundtrack hidup gue hari ini, tadi pagi memang gue mengawali hari dengan mendengarkan lagu ini, entahlah… gue sich pengen saat gue dengerin lagu ini, kegugupan yang sempat membuat gue jadi orang gila tingkat dewa petir sampai – sampai gue teriak –teriak gak jelas saking gugupnya menguap ke tetangga kamar gue,biar dia aja yang merasakan semuanya *nyengir setan.
Gak tau juga kenapa gue harus nyesek dan gugup gitu, padahal sudah biasa juga melihat orang ujian proposal skripsi, yup…. Gue memang gugup karena mau menghadapi ujian proposal skripsi. Gue tahu jalannya ujian proposal itu gitu- gitu aja,, gak ada yang membuat sampai harus mempertahankan nyawa, mempertaruhkan raga atau apa. Gue sekarang sadar setelah melewati itu semua kadang hal yang paling menakutkan itu adalah rasa takut kita sendiri yang pada kenyataannya tak seburuk itu.
Ujian proposal skripsi.
Saran gue bagi para calon – calon “mahluk” yang akan “dibantai” oleh pembimbing skripsi maupun penguji proposal skripsi adalah setiap proses itu memang akan selalu mempersulit, seperti terdakwa yang akan di dakwa hukuman mati oleh hakim beserta kawan-kawan seprofesinya, gue aja ngeliat pembimbing dan penguji gue ngarasa sedang berhadapan dengan penjagal yang siap mencabik-cabik daging tubuh gue dan siap akan di distribusikan ke pasar-pasar daging, tapi toh semua itu sebenarnya bukan sesuatu yang harus gue takutkan karena tubuh gue memang benar- benar tidak ada dagingnya =,=, bukan hanya dagingnya tulangnya aja tidak bisa dideteksi, padahal pembimbing dan penguji gue yang gue anggap penjagal tadi adalah dosen yang paling baik yang pernah gue gosipin di antara penggosip-penggosip dikampus gue.
Kata orang dan gue membenarkan kata orang – orang itu bahwa kalau hanya ngomong semua orang bisa mana actionnya?? Memang sulit ketika harus menghadapi kenyataan tapi kadang kita juga lupa, kesulitan itu sudah pasti satu paket dengan kemudahan, jangan terlalu terpaku dengan hal yang membuat sulit atau menakutkan. Namanya juga ujian ya kita pasti bakalan diuji, kalau memang ditanya ya sudah kita jawab, karena pasangan pertanyaan memang jawaban kan?
Kalau ada “pembantaian” pada proses ujian itu, pasti tidak ada yang salah dengan hal diluar kita, dengan kata lain hal yang salah itu pasti terletak pada diri kita, hanya satu cara mengatasi pembantaian itu yaitu pasrah dan mengakui kesalahan, karena hal sekejam apapun akan lunak jika berhadapan dengan kejujuran dan apa adanya sebuah kenyataan.
Ujian proposal skripsi.
Ujian dalam serangkaian proses Penyusunan skripsi itu sama halnya dengan sedang mengandung bayi. Ketika sudah melaksanakan ujian proposal yang terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III itu seperti sudah “memberojolkan bayi yang dikandung tadi” dan rasa leganya hampir sama, sedangkan sisanya itu adalah BAB III dan BAB IV yang bisa di analogikan dengan plasenta atau ari-ari yang masih tertinggal di dalam perut ketika sedang melahirkan. Jika BAB III dan BAB IV tidak bisa diselesaikan maka akan fatal pada sang penyusun sama seperti plasenta tadi ketika tidak bisa dikeluarkan dengan tepat maka akan fatal pada orang yang mengandungnya.
Intinya, kita hanya perlu menjalani dan perlu menghadapi segalanya dengan berani, tidak ada kok yang berjalan mulus dan sesuatu yang tidak ada kesulitannya akan tersa sangat hambar. Sama ketika makna dari sebuah rasa. Rasa manis itu tidak akan pernah ada dalam kamus ketika rasa pahit tidak ada di dunia ini. Pahit dan manis itu sama. Ketika pahit tidak ada maka manis akan benar- benar terasa hambar.
Dan akhirnya playlist gue udah nyampe ke taylor swift yang “Ours”….hmmmmm…..hidup itu memang tidak ada yang paling indah selain menikmati apa adanya keadaan hidup itu sendiri…
“So don’t you worry, your pretty little mind……”*taylor swift J
0 komentar:
Posting Komentar