^^

Pages

Sabtu, 14 April 2012

A.   MODEL SEHAT-SAKIT
1.     Definisi Sehat dan Sakit
a.       Definisi sehat
1)   Perkins(1939) :Suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktor yang berusaha mempengaruhunya.
2)   WHO (1957):Suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.
3)   WHO(1974)  :Keadaan yang sempurna dari aspek fisik,mental,sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
4)   White :Suatu keadaan dimana seorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda/gejala suatu penyakit  atau kelainan
b.      Definisi sakit
1)   Perkins(1937) :Suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari,baik ak vitas jasmani ataupun rohani dan sosial.
2)   Raverlyy :Tidak adanya keselarasan antara lingkungan,agen dan individu.
3)   New Webster Dictionary :Suatu keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai akibat dari gangguan yang nyata dan normal.
4)   WHO(1974) :Suatu keadaan yang tidak seimbang antara aspek medis,fisik,mental,sosial,psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga mengalami kecacatan.

B.   FAKTOR YANG MEMPENGUHI KEYAKINAN DAN TINDAKAN KESEHATAN
1.     Factor  Internal
Merupakan factor yang mencakup tahap perkembang, latar belakan intelektual, persepsi terhadap fungsi personal, dan factor emosional dan spiritual seseorang.
2.     Tahap perkembangan
Merupakan pola pikir dan pola prilaku seseorang mengalami perubahan sepanjang hidup. Ditahap ini perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan.
3.     Latar belakang intelektual
Merupakan pola pikir seseorang terhadap kesehatan yang terdiri dari pengetahuan atau informasi yang salah tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit  latar belakang pendidikan dan pengalaman di masa lalu. Factor ini mempengarui pola pikir seseorang.
4.     Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi  akan berakibat pada keyakinan tarhadap kesehatan dan cara melaksakannya. Ketika perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, mereka data subyektif  tentang cara klien merasakan fungsi fisik, seperti tingkat keletihan, sesak napas, atau nyeri.
5.     Factor emosional
Factor emosional mempengarui keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanannya. Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima secara emosional, sehingga mereka akan mengakui gejala penyakit yang dialaminya dan mau mencari pengobatan yang tepat.
6.     Factor spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari berbagai seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau temen, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
7.     Faktor Eksternal
Merupakan factor yang dapat mempengarui keyekinan seseorang  terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya terdiri dari pelaksanan kesehatan di keluaraga, factor sosioekonomi, dan factor budaya.
8.     Praktik di keluaraga
Merupakan bagaimana keluarga klien menggunakan pelayanan kesehatan biasanya akan mempengarui cara klien dalam melaksanakan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mencari cara untuk membantu seluruh anggota keluarganya mencapai potensi mereka yang paling besar.
9.     Factor sosioekonomik
Factor social dan psikososial dapat meningkatan resiko terjadinya penyakit dan mempengarui cara seseorang mendikripsikan dan berekaksi terhadap penyakit.
Faktor psikososial mencakup stabilitas perkawinan atau hubungan intim seseorang, kebiasaan gaya hidup, dan lingkungan kerja.
Faktor sosial berperan dalam menentukan bagaimana system pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan medis.
Faktor ekonomi sama seperti factor social factor ekonomi juga dapat mempengarui tingkat kesehaatan klien dengan cara meningkatkan resiko terjadinya penyakit  dan mempengarui cara bagaimana atau dimana klien masuk ke dalam system pelayanan kesehatan.
10.  Latar belakang budaya
Mempengarui keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya yang mempengarui tempat masuk ke dalam system pelayanan kesehatan dan mempengarui cara melaksanakan kesehatan pribadi. Jika perawat tidak menyadari hubungan dengan perilaku dan bahasa yang digunakan  oleh diri sendiri maupun orang lain maka mereka tidak akan mampu mengenal dan memahami perilaku dan keyakinan klien dan mereka akan mengalami kesulit dalam berinteraksi  dengan klien. Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan  factor  budaya ke dalam rencana perawatan klien untuk menghindari terjadinya konflik antara  tujuan dan metode perawatan dengan budaya klien.
C.   SAKIT DAN PERILAKU SAKIT
1.        Pengetian
Menurut pason sakit merupakan terganggunya proses tumbuh kembang,penyesuaian serta gangguan terhadap fungsi yang nomal
2.      Perilaku orang sakit
Perilaku yanng biasa ditujukkan seorang yang sakit diantaranya :
a.       Adanya perasaan takut
Perilaku ini dapat terjadi pada semua orang, yang ditadai dengan munculnya perasaan takut sebagai dampak dari sakit yang dialami
b.      Menarik diri
Seorang yang sakit maka ia akan merasa cemas yang berlebihan yang kemudian bedampak pada penaikan diriya dari lingkungan, sebagai contoh ia akan malu untuk bergaul dll
c.       Egosentris
Pada saat seorang sakit maka ia cenderung menjadi pribadi yang egois, kebanyakan orag sakit idak mau mendengarkan orang lain, ia cenderung ingin orang lain untuk mendengarkan ceitanya
d.      Sensitif
Seorang yang mengalami sakit akan menunjukmkan perilaku yang aneh, misalnya ia akan mudah untuk mengomel sendiri, serta mmpersoalkan hal-hal yang kecil
e.       Reaksi emosioal tinggi
Pada saat seseorang sakit, maka ia akan cenderung bersifat agresif, ia akan mudah marah, mudah tersinggung atau menangis karena dia ingin menutut perhatian dai orag disekitarnya
f.        Perubahan persepsi
Pada saat seseorang mengalami sakit maka orang tersebut akan mempecayakan kesehatannya untuk disembuhkan oleh oang yang dia anggap mampu, misalnya dokter, perawat dan sebagainya

g.      Berkurangnya minat
Dalam hal ini orang yang megalami sakit akan merasa stres terhadap penyakitnya, serta akan menurunnya kemamuan dalam beraktifitas.
D.  FAKTOR YANG MEMPENGAUHI PERILAKU SAKIT
1.         Faktor Fisik :Gejala dan tanda dari penyakit yang menonjol terlihat dan yang dapat dikenali dan dirasakan Faktor _Faktor Perilaku
2.         Faktor Seriousness :Faktor yang menunjukkan bahayanya penyakit ditinjau dari keparahan dari tanda dan gejala suatu penyakit.
3.         Faktor Sosial Relationships :Terhambat atau terputusnya hubungan dengan keluarga,pekerjaan ataupun dari peran sosial lainnya.
4.         Faktor Frekuensi :Yang menunjukkan frekuensi atau jumlah banyaknya tanda dan gejala yang muncul pada jangka waktu tertentu.
5.         Faktor Sensitivitas :Kepekaan seseorang terhadap kesakitan dan nilai  ambang rasa sakit yang masih dapat ditolerir pada masing masing individu.
6.         Faktor Knowledge dan asuransi : Faktor yang menerangkan tentang bagaimana seseorang menanggapi tanda dan gejala penyakit yang bermunculan dengan dikaitkan pada pengetahuan yang mereka miliki dan bagaimana asuransi atau upaya_upaya yang mereka lakukan.
7.         Faktor Kebutuhan Dasar :Faktor_faktor yang dianggap sangat berperan terhadap peningkatan status kesehatan klien,sesuai dengan penyakitnya masing)masing.
8.         Faktor responsiveness :Respon indivu seiring datangnya penyakit.
9.         Faktor persepsi :Masing_masing individu mempunyai interprestasi yang berbeda beda terhadap penyakit,khususnya klien dengan pihak luar.
10.     Faktor lingkungan tempat tinggal dan keturunan :Karakter demografi,geografi,dan psikografi serta fektor genetic individu.
11.     Faktor Budaya :Masing_masing individu mempunyai keyakinan dan nilai diri akan perilaku sehat ataupun sakit,yang haltersebut dapat dipengaruhi oleh latar belakang budaya individu tersebut.
12.     Faktor Sumber Daya :SDM ataupun SDA ditempat individu tinggal juga sangat mempengaruhi
E.   TAHAP-TAHAP PERILAKU SAKIT
1.      Prograstination yaitu proses penundaan pencarian pengobatan diantara waktu-waktu gejala pertama kali dirasakan dengan ketersediaan sumber daya.
2.    Self medication yaitu proses upaya pengobatan dan penyembuhan oleh diri dan Keluarganya dengan menggunakan berbagai ramuan atau resep pengobatan sendiri di toko obat,dengan tujuan pertolongan pertama maupun utama.
3.      Shopping yaitu proses mencari beberapa sumber pengobatan (medical care) yang berbeda-beda ,dengan tujuan mencari diagnosis dokter/institusi kesehatan.
4.      Fragmentation yaitu proses pengobatan atau penyembuhan oleh individu di beberapa tempat fasilitas kesehatan dalam rangka kemantapan pengobatan atau diagnosis.
5.      Discontinuity yaitu proses individu untuk menghentikan pengobatan atau tidak melanjutkan pengobatan karena merasa sembuh atau sumber daya telah habis.  
F.   DAMPAK SAKIT
                         Dampak sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik yang dirawat dirumah maupun dirumah sakit.kondisi sakit tersebut pun tidak dapat di pisahkan dari peristiwa kehidupan. Klien dan keluarga harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan yang dilakukan. Setiap klien akan merespon secara unik terhadap kondisi sakit yang dialaminya, oleh karena itu intervensi keperawatan yang diberikan harus bersifat individu. Klien dan keluarga umumnya akan mengalami perubahan prilaku dan emosional, seperti peruban peran, gambaran diri, konsep diri, dandinamika dalam keluarga.
                        Dampak-dampak tersebut antara lain:
1.      Perubahan perilaku dan emosional:
                            Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap kondisi sakit atau terhadap ancaman penyakit. Reaksi perilaku dan emosi individu bergantung pada asal penyakit, sikap klien dalam menghadapi penyakit tersebut,reaksi orang lain terhadap penyakit yang diderita, dan berbagai variabel dari perilaku sakit,penyakit dengan jangka waktu yg singkat dan tidak mengfancam ehidupan akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku pAda fungsi klien dan keluarga. Sedangkan penyakit yg berat terutama yg dapat mengancam kehidupan, dapat menimbulkan emosi dan perilaku yg lebih luas.
2.      Perubahan peran pada keluarga
                            Selama sakit peran dalam keluarga akan mengalami gangguan, mengingat terjadinya pergantian peran dari salah satu anggota keluarga yg mengalami sakit.
3.      Gangguan psikologi
                            Keadaan ini dapat mengakibatkan stress sampai mengalami kecemasan yg berat. Proses terganggunya psikolog inin diawali dengan adanya konflik terhadap dirinya seperti  kecemasan, ketakuatan, dll.
4.      Masalah keuangan
                            Masalah ini jelas akan terjadi karena adanya beberapa pengeluaran keuanganyg sebelumnya tidak diduga selam sakit mengingat biaya perawatan dan pengobatan cukup mahal.
5.      Kesepian akibat perpisahan
                            Dampak ini dapat terjadi pada seseorang yg sebelumnya berkumpul dengan keluarganya, namun ketika sakit ia harus dirawat dan berpisah engan keluarganya.
6.      Perubahan kebiasaan social
                            Dampak ini jelas terjadi pada pasien, karena sebelum sakit ia selalu berinteraksi dengan masyarakat disekitranya.
7.      Terganggunya privasi seseorang
                            Privasi sesorang dapat ditunjukkan pada perasaan menyenangkan yg merefleksikan tingkat penghargaan sesorang. Perasaan menyenagkan ini akan mengalami gangguan karena aktivitasnya terbatas dengan kehidupan dirumah sakit serta kebutuhannya terganggu sehingga dapt mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan dan kebutuhan social sulit dicapai.
8.      Otonomi
                            Telah disediakan segala kebutuhan bagi pasien dirumah sakit yg mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas pasien karena keadaan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri sulit dicapai sehingga pasien aka tergantung.
9.      Perubahan gaya hidup
                            Adanya peraturan dan ketentuan dari rumah sakit tentang perilaku sehat serta aturan  dalam makanan, obat dan aktivitas yg menybabbkan seseorang akan mengalami perubahan dalam gaya hidup.
10.   Dampak pada citra tubuh
                              Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap enampilan fisiknya. Beberapa penyakit dapat mengakibatkan penampilan fisisk klien dan keluarga yg akan bereaksi  dengan cara yg berbeda-beda terhadap beberapa perubahan tersebut.

G.   PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua konsep yg berhubungan erat dan, dan pada pelaksanaanya, ada beberapa hal yg saling tumpang tindih satu sama lain. Kegiatan peningkatan kesehatan membantu klien untuk memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan mereka, sedangkan pencegahan penyakitbertujuan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan yg besifat aktual maupun potensial.
Perbedaan kedua jenis kegiatan tersebut terdiri dari perbedaan motivasi dan tujuan. Kegiatan peningkatan kesehatan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak secara positif untuk meningkatkan kesehatannya yg lebih stabil. Kegiatan pencegahan penyakit memberi motivasi kepada masyarakat untuk menghindari penurunan tingkat kesehatan.
Macam-macam kegiatan peningkatan kesehatan :
1.      Peningkatan kesehatan pasif : Individu akan memperoleh manfaat dari kegiatan yg dilakukan oleh orang lain
2.      Peningkatan kesehatan aktif : Individu diberikan motivasi untuk melakukan program kesehatan tertentu. Misal program anti rokok, mereka dituntut aktif untuk mengurangi para perokok yg nantinya akan              menurunkan resiko penyakit yg terjadi karena merokok.
Macam-macam tingkat pencegahan penyakit :
1.      Pencegahan primer : Pencegahan yg dilakukan sebelum terjadi penyakit dan gangguan fungsi, dan diberikan pada klien yg sehat secara fisik dan mental. Pencegahan primer terdiri dari program pendidikan kesehatan  imunisasi, dan kegiatan penyediaan nutrisi.
2.      Pencegahan sekunder          : Pencegahan berfokus pada individu yg mengalami masalah kesehatan atau penyakit. Aktivitas pencegahan sekunder dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yg tepat, sehingga dapat mengurangi kondisi yg parah dan  memungkinkan klien kembali pada kondisi kesehatan normal sedini mungkin. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit untuk membatasi kecacatan dengan menghindarkan atau menunda akibat yg timbul dari perkembangan penyakit.
3.      Pencegahan tersier: Pencegahan dilakukan ketika terjadi kecacatan dan tidak dapat disembuhkan. Pencegahan tersier terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit yg bertujuan untuk mencegah komplikasi.   Kegiatan tersebut ditujukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitas, daripada pembuatan diagnoosa dan tindakan pengobatan sehingga klen akan mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan penyakit atau kecacatannya.





H.  KONSEP SAKIT
1.      PERANAN SAKIT
a)   Definisi Person (1951) yaitu perilaku khusus seseorang yang sakit sesuai dengan kebutuhan normatif.
b)   Orang berpenyakit (heaving a desease) yaitu kondisi patologis yang obyective- belum tentu berubah peranan di masyarakat.
c)    Orang sakit (heaving a illness) yaitu persepsi/evaluasi indiviu terhadap kondisi tubuhnya- berubah peranannya di masyarakat/lingkungan.
d)   Peranan orang sakit (pasien) harus mendapat pengakuan dan dukungan di masyarakat dan anggota keluarga yang sehat secara wajar. Masyarakat/anggota keluarga mengisi lowong posisi/peran di masyarakat/keluarga.
e)   Orang sakit memiliki hak (right) dan kewajiban (obligation).
2.      HAK ORANG SAKIT
a)   Bebas dari segala tanggung jawab social (keluarga,tempat kerja,atau organisasi masyrakat).
b)   Menuntut (mengklaim bantuan/perawat orang lain.
3.      KEWAJIBAN ORANG SAKIT
a)   Sembuh dari penyakitnya.
b)   Mencari pengakuan nasehat-nasehat dan kreja sama dengan petugas kesehatan.
c)    Selalu harus dalam kondisi sehat (hak-kewajiban).
4.      TAHAP PROSES SAKIT
a)   Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri.panas dan lain-lain sebagai manifestasi terjadinya ketidakseimbangan dalam tubuh.
b)   Tahap Asumsi Terhadap Sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya.
c)    Tahap Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan
Tahap ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter,perawat atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.
d)   Tahap Ketergantungan
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatanakan tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya.
e)   Tahap Penyembuhan
Tahap ini merupakan tahap terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,dimana seseorang akan melakukan proses balajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan sosial.





 DAFTAR PUSTAKA

Potter,pery..2005.” Fundamental Keperawatan”.EGC:Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Dhe aDhel adhelia. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.