A. Definisi
Imperforata ani (atresia ani) adalah tidak komplitnya perkembangan embrionik pada distal (anus) atau tertutupnya anus secara abnormal.
B. Etiologi
1. Secara pasti belum diketahui
2. Merupakan anomali gastrointestinal dan genetourinary
C. Pathofisiologi
Ø Terdapat dua tipe yaitu tipe letak tinggi, yang mana terdapat penghalang diatas otot leverator ani. Tipe letak rendah adalah adanya penghalang dibawah otot leverator ani.
Ø Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagiain belakang. Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakat genitourinary dan struktur anorektal
Ø Terjadi stenonis anal karena adanya penyempitan pada kanal anorektal.
Ø Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan struktul kolon antara 7 dan 10 minggu dalam perkembangan fetal
D. Manifestasi klinik
1. Kegagalan lewatnya mekonium saat atau setelah lahir.
2. Tidak ada atau stenosis kanal
3. Adanya membrane anal
4. Fistula eksternal pada perineum
E. Penatalaksanaan terapeutik
Jalan terbaik untuk klien dengan atresia ani adalah dengan dilakukan pembedahan :
1. Kolostomi
2. Transfersokolostomi (kolostomi di kolon transversum)
3. Sigmoiddostomi (kolostomi di kolon sigmoid)
4. Bentuk yang aman adalah double baret atau laran ganda
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
Batas karakteristik :
1. Berat badan 20 % atau lebih dibawah ideal
2. Membrane mukosa dan konjungtiva pucat
3. Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan atau mengunyah
4. Luka, inflamasi pada rongga mulut
5. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
NOC :
Nutritional status : food dan fluid intake
Criteria hasil :
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
3. Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
NIC :
Nutrition management :
1. Kaji alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4. Berikan substansi gula
5. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6. Kaji kemampauan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition monitoring :
1. Monitor adanya penurunan berat badan
2. Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan
3. Monitor lingkunagan selama makan
4. Monitor kuliat kering dan perubahan pigmentasi
5. Monitor turgor kulit
6. Monitor mula dan muntah
7. Monitor kadar albumin, protein total, HB, dan kaadar HT
8. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
9. Catat aanya edema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah, cafitas oral.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan
Factor – factor resiko :
1. Trauma
2. Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
3. Rupture membrane amnion
4. Malnutrisi
5. Peningkatan paparan lingkunagn patogen
6. Imonusupresi
7. Penyakit kronik
NOC :
· Immune status
· Knowledge : infection control
· Risk control
Criteria hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejal infeksi
2. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3. Jumlah leukosit dalam batas normal
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :
Infection control (control infeksi)
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan tekhnik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4. Gunakan sabun anti mikrobia untuk cuci tangan
5. Berikan terapi antibiotic bila perlu
6. Gunakan kateter interminten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
7. Tingkatkan intake nutrisi
Protecsi terhadap infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
3. Memberikan perawatan kuliat pada area epidema
0 komentar:
Posting Komentar